Menurut Kalla, persoalan pungli terjadi karena target-target yang tidak jelas. Dalam birokrasi kelurahan yang mengurus pembuatan KTP, misalnya, tidak ada kejelasan soal berapa lama waktu yang dibutuhkan, berapa biaya yang harus dikeluarkan. Ketidakjelasan ini diperparah oleh ketidakdisplinan aparat pemerintah di tingkat kelurahan.(lihat rekaman video)
Untuk mengatasi hal ini, JK menegaskan, regulasi yang tidak jelas dan melahirkan pungli harus dipertegas. Selain itu, tindakan tegas terhadap mereka yang melakukan pelanggaran harus diperlakukan. “Harus ada hukuman bagi yang ketahuan pungli,” tegas JK.
Menanggapi jawaban JK ini, SBY menyatakan setuju. “Saya setuju dengan apa yang disampaikan Pak Jusuf Kalla, perlu ada pengawasan dan penerapan mekanisme reward dan punishment,” kata SBY.
Melengkapi jawaban JK, SBY menambahkan, jangan masyarakat dibuat tidak paham atas sejumlah peraturan yang rawan terjadinya pungli. Untuk pengurusan dokumen, lanjut SBY, semua aturan perlu dipasang secara kasat mata dan dapat dilihat oleh masyarakat.
“Saya ingin tambahkan, sosialisasi pada masyarakat perlu dijelaskan, pasang plang di tempat pengurusan. Kasih kotak aduan, siapa yang merasa dipermainkan bisa mengadu. Kemudian, pengawasan, pemimpin harus sering turun untuk lihat apa ada masalah,” tambah SBY.
Sementara itu, menanggapi persoalan pungli ini, Megawati berpendapat, akar persoalan adalah mental bangsa. Pembangunan mental bangsa, tambah Mega, dimulai dari pendidikan dalam keluarga dan sekolah. “Pendidikan kita tidak lagi menerapkan pelajaran budi pekerti yang mengajarkan sikap jujur, tidak berbohong, kalau ada uang lebih dikembalikan,” kata Mega.
Lagi-lagi pada bagian ini SBY dan JK terlihat kompak, dan malah menjadi ajang saling mendukung satu sama lain sehingga tidak tercipta iklim perdebatan apalagi Mega pun tdak menyanggah maupun menambahkan. Mega melihat dari sudut pandang berbeda, namun pandangan beliau terasa cukup jauh dari fokus pembicaraan.
Pertanyaan ke-2 di berikan ke Mega Pertanyaan ini mengenai nasib TKI / TKW kita di luar negeri. Berikut ini adalah jawaban dari Mega dan tanggapan dari Capres Lainnya ( kompas.com ) :
Megawati menyatakan bahwa perlindungan terhadap TKI harus diberikan di dalam negeri. “Banyak persoalan karena masalah di dalam negeri. Kalau saya terpilih, perlindungan itulah yang akan saya lakukan dengan lebih baik dan lebih ketat,” ujar Megawati. “Kalau sudah pergi akan sulit perlindungannya,” lanjutnya. (lihat rekaman video) Selanjutnya, Megawati juga mengusulkan pemberian pengetahuan yang lebih baik kepada TKI agar mereka tidak mengalami hal yang menyedihkan ketika mencari pekerjaan di luar negeri. “Yang harus dilakukan adalah juga memperketat dikeluarkannya TKW dan mencegah munculnya TKW ilegal karena merekalah yang sulit dilindungi,” kata Mega. “Iya, Ibu Mega saya setuju 200 persen bahwa di dalam negeri pangkal segalanya. Kontrak jelas transparan, waktu berangkat tidak ada masalah, saya sangat setuju,” ujar SBY dalam debat capres di studio Trans TV, Jakarta, Kamis (18/6). SBY dalam tanggapannya menambahkan bahwa selain di dalam negeri, di luar negeri pemerintah juga harus menjalin kerja sama konkret dengan negara bersangkutan melalui duta besar. “Pastikan setelah di luar negeri mereka mendapatkan perlindungan, dan kedubes lebih aktif untuk mengetahui kalau-kalau ada apa-apa dengan mereka,” katanya. Pada giliran berbicara selanjutnya, capres Golkar Jusuf Kalla menyoroti perlunya pelatihan-pelatihan dan pengetahuan tentang hukum di negara bersangkutan, selain juga mempersiapkan kontrak yang baik antara kedua negara. “Yang juga saya kerjakan sebagai Menko Kesra waktu itu adalah mewajibkan semua kedutaan khususnya Malaysia dan Saudi untuk persiapkan lawyer di kota-kota penting agar semua masalah TKI bisa kita selesaikan di negara tersebut,” ujar Kalla. “TKP ada di Malaysia, ada di Saudi, di situlah kita selesaikan. Kalau TKI tidak dibayar gajinya dan sebagainya, lewat pengacara lokal yang kita bayar itulah kita selesaikan. Jangan nanti pulang baru bermasalah.” Menanggapi pernyataan SBY dan Jusuf Kalla, Megawati mengakhiri tanggapannya dengan menyatakan dengan bangga, “Ya, semua ngikut saya….”


0 komentar:
Posting Komentar